Kerugian itu hal yang biasa dalam berbisnis, tidak ada bisnis yang tidak pernah rugi. Dalam berinvestasi saham juga sama, tiap tahunnya ada masa dimana kondisi sedang tidak mendukung, entah itu faktor makro ekonomi ataupun faktor mikro perusahaan itu sendiri. Investor yang baik adalah investor yang bisa memanfaatkan masa-masa yang kurang baik ini untuk memperbaiki dan/atau menambah posisi investasinya karena setiap tahun pasti ada masa dimana harga saham turun. Berikut adalah penurunan terdalam IHSG diukur dari titik tertinggi yang dicapai setiap tahunnya sampai titik terendah setelah mencapai titik tertinggi dari tahun 2000 sampai 2016.

Rata-rata penurunan terdalam setiap tahunnya adalah sekitar 24%, dengan median 22.5%. Hampir tiap tahunnya penurunan terdalam lebih dari 10%, tapi pada 2014 dan 2016 penurunannya di bawah 10%. Tahun 2008 adalah penurunan paling dalam dari tahun 2000 yaitu 61.49%.
Tetapi meskipun tiap tahunnya pasti ada penurunan tapi dari 2000 IHSG sudah naik sekitar 818% atau 13.93% setiap tahunnya. Dari 2000 sampai 2016, 12 tahun ditutup positif atau sekitar 70% dengan 10 tahun punya kenaikan tahunan di atas 10% atau sekitar 58.8%. Secara rata-rata dari tahun 2000, IHSG naik sekitar 18.63%.
Kesimpulannya, meskipun setiap tahunnya saham (IHSG) pasti turun tetapi efek dari penurunan ini terhapus dengan kenaikan harga saham setiap tahunnya. Setiap penurunan adalah kesempatan bagi investor untuk memperbaiki dan menambah portofolio sahamnya.
Untuk tahun 2017 sendiri, drawdown terdalam masih 3.45% yang terjadi pada bulan Mei kemaren.
Ingin tau hal-hal menarik dari IHSG lainnya?
All About IHSG: Melihat Valuasi Saham Indonesia 10 Tahun Terakhir
All About IHSG: Hanya 53% Return Harian Yang Positif
Sumber: