Ketik melakukan screener dividend, ada satu saham yang menarik perhatian saya yaitu Asuransi Dayin Mitra (ASDM). Mengapa menarik? Karena dividend yieldnya 7.2% tapi payout rationya hanya sekitar 29%. Lalu saya melihat laporan keuangannya lebih dalam lagi, hasilnya? Could be another diamond in the rough.
Sebelum saya lanjutkan, ASDM ini adalah saham yang sangat tidak likuid, volume rata-rata perdagangan selama 100 hari hanya 2300 lembar saham.
Asuransi Dayin Mitra adalah perusahaan asuransi umum dengan 5 segmen usaha utama, asuransi kebakaran, asuransi rangka kapal, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan dan asuransi pengangkutan. Segmen terbesar adalah asuransi kebakaran dan asuransi kecelakaan yang menyumbang 85% dari total premi yang didapat. ASDM berdiri pada tahun 1982 lalu melakukan IPO pada tahun 1989. Pemegang saham utama ASDM adalah PT Equity Development Investment dan PT Arthavest, keduanya juga adalah perusahaan terbuka yang listing di bursa efek. ASDM adalah asuransi penumpang pesawat Air Asia QZ 8501 yang jatuh pada awal tahun 2015 lalu.
Apa yang membuat saya sangat tertarik sampai menulis tentang ASDM, tentu ada saham yang lebih likuid dengan dividend yield lebih tinggi dari ASDM seperti Bank Jatim.
Price to Book Value yang rendah, di sektor asuransi, ASDM menjadi saham dengan PBV terendah kedua (0.71x) setelah Lippo General Insurance (LPGI) (0.62x). Tapi memang sektor asuransi PBV rata-rata hanya 1.25x, jadi dengan PBV 0.71x ASDM tentu masih tergolong wajar.
Satu hal yang membuat saya cukup kagum, dari 2008 sampai 2015, laba dan dividend per share (DPS) ASDM selalu naik setiap tahunnya. Jika EPS yang selalu naik setiap tahun saya kira ada banyak, seperti yang Pak Parahita tulis di daftar The BEI Super Companies. Tapi jika DPS yang terus naik selama 7 tahun berturut-turut dan juga payout rationya turun? Mungkin cuma ASDM. CMIIW

Lalu bagaimana dengan growthnya? Dari 2008 sampai 2015, CAGR laba ASDM sekitar 28%, sedangkan CAGR pendapatan ASDM hanya sekitar 19%, artinya kenaikan pengeluaran ASDM tidak sebesar kenaikan pendapatannya yang tandanya ASDM bisa bertumbuh dengan cukup efisien. Tetapi untuk 3 tahun terakhir, pertumbuhan ASDM melambat, menjadi hanya sekitar 15% untuk laba dan 19% untuk pendapatan. Apakah moat ASDM mulai luntur? Untuk dividend sendiri, CAGRnya adalah 19% dari 2008, sedangkan 3 tahun terakhir hanya sekitar 9%. Net Profit Margin (NPM) ASDM juga sangat baik di sektornya yaitu diatas 20%, meskipun pada tahun ini turun hanya menjadi sekitar 9%.

Satu lagi yang buat saya tertarik adalah direktur utama dan ex-direktur utama ASDM yang punya reputasi bagus, Ibu Dewi Mandrawan sebagai dirut saat ini dan Bapak Josef Gunawan Setya sebagai ex-dirut ASDM yang saat ini menjabat sebagai dirut Tokio Marine Indonesia. Tokio Marine sendiri berasal dari Jepang dan merupakan salah satu perusahaan asuransi terbesar di dunia. Ibu Dewi Mandrawan pernah menjadi assosiate director PT Jardine Lloyd Thompson, anak perusahaan Jardine Lloyd Thompson yang merupakan anak perusahaan Jardine Matheson yang juga pemilik dari Astra International (ASII).
Mengingat nilai perusahaan (market cap & enterprise value) ASDM yang tergolong kecil yaitu dibawah Rp 200 Milyar, maka ASDM ini menjadi target akuisisi yang cukup baik bagi bank yang ingin memperkuat atau punya lini bisnis asuransi atau perusahaan asuransi dalam mencari pertumbuhan anorganik. Mengingat dirut saat ini dan ex-dirut merupakan high profile di dunia asuransi, skenario akuisisi bukan hal yang mustahil.
Dari sisi valuasi, untuk saat ini ASDM kurang menarik, karena tahun ini labanya diperkirakan untuk pertama kali sejak 2008 akan turun. Melihat hasil valuasi, saat ini harga ASDM sudah sesuai jadi tidak ada Margin of Safety, tapi jika dividend tetap naik mengingat payout ratio 2015 hanya 29% maka ASDM masih cukup menarik untuk masuk dalam watch list. Berikut hasil valuasi ASDM dengan EPS annualized 2016 sebesar 140 dan EPS 2015 sebesar 230 sebagai perbandingan.


Analisa perusahaan saya yang lain:
Waskita Karya – The Integrated Construction Company
Indah Kiat Pulp & Paper – Promising or Not?
Adira Dinamika Multi Finance: Dividend Play
6 Reasons To Buy Ultrajaya (ULTJ)
Jasa Marga (JSMR): Bargain Stock
Agung Podomoro Land (APLN): Good or Bad?
Asuransi Dayin Mitra (ASDM): Continuously Growing Since 2008