Dark Light

Hari Senin 18 April 2016, seperti biasa malem-malem ngecek bursa hari itu bagaimana, salah satu saham yang menjadi top gainer hari itu adalah Adira Dinamika Multi Finance (ADMF), udah lama banget ga ngelihat saham ini, seinget saya dulu harganya sudah belasan ribu, pada hari itu, meskipun masuk top gainer tapi harganya ada di 3700an. Lalu untuk meyakinkan saya membuka chart ADMF.

Chart ADMF

Ternyata bener sejak 2009 sampai pertengahan 2011, ADMF ini rally dari sekitar 2000an sampai hampir menyentuh 15000, atau kurang lebih 600%. Setelahnya, ADMF ini memasuki fase koreksi dan sejak 2014 akhir bahkan turun dari 11000an sampai ke level 3000 atau turun 73% dalam waktu setahun. Melihat kondisi yang cukup “menakjubkan” ini saya lalu mencari riset dan analisa ADMF di internet dan ternyata ada beberapa website dan analis saham yang cukup terkenal sudah menganalisa ADMF ini, seperti Parahita (Mei 2011), Teguh Hidayat (Februari 2014) dan Bola salju (Desember 2012). Ketiga analis saham tersebut menyimpulkan ADMF adalah saham perusahaan yang bisa dibilang baik. Jadi, apa yang terjadi sehingga ADMF turun begitu drastis dalam 2 tahun terakhir? Berikut coretan saya, semoga bermanfaat.

ADMF Financial Condition

Salah satu alasan yang paling mungkin atas kejatuhan ADMF adalah turunnya laba bersih. Pada 2014, laba bersih ADMF turun dari 1.7 trilyun menjadi hanya 792 milyar atau turun lebih dari 50%, tetapi pada awal 2014, saham ADMF ini naik cukup tinggi karena pembagian dividend yang sangat tinggi yaitu 2700/saham, setelahnya ADMF terjun bebas.

Berikut beberapa perbandingan ADMF dengan rata-rata industri multifinance.

Management Effectiveness
Management Effectiveness
Financial Strength
Financial Strength
Dividend
Dividend

Berikut data rasio keuangan ADMF dari 2010-2014.

Rasio Keuangan
Rasio Keuangan

Dari table diatas bisa dilihat bahwa ROA, ROE dan NPM ADMF terus turun dari 2010 sampai 2014, tetapi masih tetap lebih tinggi dari rasio di indutrinya, sedangkan rasio solvabilitas (solvency ratio) terus naik, DER bahkan naik dari 1x di 2010 hingga 6.4x di 2014.

Karena salah satu cara bagi lembaga pembiayaan konsumen atau multifinance dalam mencari dana untuk dipinjamkan adalah menerbitkan obligasi berikut beberapa perbandingan kupon dan peringkat obligasi dari 3 perusahaan per 2016 (kecuali MFIN 2015), ADMF, Mandala Multifinance (MFIN) dan BFI Finance (BFIN).

Perbandingan Obligasi
Perbandingan Obligasi

Bisa dilihat, kupon obligasi terendah adalah obligasi dari ADMF dan juga dengan rating tertinggi. Hal ini bisa menjadi gambaran bahwa ADMF termasuk perusahaan multifinance terkuat di industrinya meskipun dengan rasio solvabilitas yang tinggi.

ADMF Story

ADMF ini didirikan oleh salah satu pengusaha terkenal di Indonesia yaitu TP Rachmat, pada tahun 2004 melakukan IPO lalu saham mayoritasnya dibeli oleh Bank Danamon (BDMN) sampai pada akhirnya TP Rachmat melepas kepemilikannya dan BDMN memiliki 95% saham ADMF. Pak Teguh Hidayat mempunyai penjelasan yang sangat bagus akan ADMF ini. Saya membaca laporan tahunan 2014 ADMF dan manajemen ADMF ini saya nilai orang-orang profesional yang kompeten di bidangnya. ADMF juga menjadi market leader di bidang pembiayaan konsumen atau multi finance.

NPL dan Market Share
NPL dan Market Share

Ada beberapa cara untuk ADMF meningkatkan value perusahaan.

  1. Mencari mitra strategis, seperti yang dilakukan anak usaha Mitra Pinasthika (MPMX), MPM Finance dengan JACCS. Dengan adanya mitra strategis, selain ADMF bisa mendapat dana murah untuk dipinjamkan juga mendapat bantuan teknikal dari mitra strategisnya.
  2. Terus turunnya suku acuan BI, sehingga ikut turunnya bunga kredit konsumen.
  3. Akuisisi perusahaan multi finance lain.
  4. Sejak IPO pada 2004, ADMF belum pernah menerbitkan saham baru (right issue), mungkin right issue bisa dilakukan agar DER turun sehingga kedepannya bisa mendapat dana pinjaman dengan cost of fund yang lebih rendah. Penerbitan saham baru ini juga supaya menjaga agar ADMF memenuhi syarat dari free float BEI sebesar 7.5%, setelah pelepasan saham BDMN, free float ADMF adalah 7.93%.

 

ADMF Value

ADMF valuation
ADMF valuation

Bisa dilihat valuasi ADMF sangat bervariasi berdasarkan metodenya, metode Ben Graham menghasilkan valuasi yang paling tinggi karena menggunakan data sejak 2005-2015 atau 11 tahun, jadi metode ini ikut memperhitungkan saat EPS ADMF sedang tinggi-tingginya, yang menarik bahkan jika ADMF tidak ada growth sama sekali, fair valuenya ada di sekitar 7700 dan jika ada growth 5% per tahun saja, bisa menjadi 2 kali lipat yaitu 14797.

Sedangkan metode ROE dan EPS growth hanya menggunakan data 5 tahun terakhir, 2011-2015, dimana tahun 2014 dan 2015 seperti dijelaskan diatas, laba ADMF turun cukup drastis. Lalu untuk metode Dividend Discount Model menggunakan stable growth, jika dengan growth 5% per tahun, fair value ADMF ada di 8773 dan jika tanpa growth fair value ada di sekitar harga sekarang yaitu 3700.

Lalu, apakah dengan harga di sekitar 3700 ADMF menarik untuk dibeli? Jawaban saya: Ya. Mengapa? Dividen ADMF, ADMF ini salah satu perusahaan di IDX dengan dividend yield tertinggi dengan rata-rata dividend yield 15% dari 2005 atau 10% jika dihitung dalam 5 tahun terakhir. Payout ratio juga biasanya di sekitar 50% dari laba bersih per tahun. Sebagai gambaran, jika kita membeli saham ADMF pada saat IPO, pada saat baru mulai rally dan pada saat harga tertinggi pada 2011 maka dividend yang kita dapat adalah sebagai berikut:

Dividend
Dividend

Jika kita membeli pada saat IPO maka return yang didapat HANYA dari dividend adalah sebesar 212.83%, jika kita membeli pada saat ADMF mulai rally di April 2009, returnnya 115.8% dan jika kita membeli pada all time high di Mei 2011, kita sudah mendapat return 37.5%, hanya dari dividend (jika menghitung harga saham pada saat ini, maka kerugiannya sekitar 37%). Jika kita menghitung shareholder yield, maka akan didapat yield yang lebih tinggi lagi.

Baca: Mengenal Shareholder Yield.

ADMF Negative List

  1. Saham beredar ADMF yang rendah, sehingga cukup sulit untuk membeli atau menjual.
  2. Naiknya BI rate dan kondisi ekonomi yang stagnan atau bahkan memburuk yang bisa mengakibatkan tingginya Cost of Fund, naiknya Non Performing Loan dan turunnya penyaluran kredit ke masyarakat.

ADMF Summary

ADMF bisa dibilang adalah cash cow dari BDMN, BDMN memberikan dana kepada ADMF untuk disalurkan sebagai kredit kendaraan bermotor yang menghasilkan return yang tinggi. Tetapi 2 tahun terakhir 2014-2015, ADMF mengalami penurunan performa yang signfikan dikarenakan perlambatan ekonomi dan naiknya suku bunga acuan BI sehingga berkurangnya orang yang mengambil kredit kendaraan bermotor. Pada tahun 2016, suku bunga BI mulai turun dan sepertinya pertumbuhan ekonomi mulai mendapatkan momentum, diharapkan ADMF juga kembali menemukan performa terbaiknya. Dengan payout ratio yang tinggi dan selalu membagikan dividend tiap tahunnya, ADMF menjadi pilihan untuk investor yang mempunyai strategi income investing (dividend play).

Disclaimer: penulis mempunyai saham ADMF.

Analisa perusahaan saya yang lain: 

Waskita Karya – The Integrated Construction Company

Indah Kiat Pulp & Paper – Promising or Not?

Adira Dinamika Multi Finance: Dividend Play

6 Reasons To Buy Ultrajaya (ULTJ)

Jasa Marga (JSMR): Bargain Stock

9M 2016 Update

Pendapatan naik tipis 4.1% yoy dari Rp 5.9 T menjadi Rp 6.2 T, sedangkan laba bersih naik drastis dari Rp 423 M menjadi Rp 904 M, atau 113%. Gross margin naik menjadi 19.5% dari 9.6% yoy, tapi masih jauh dair rata-rata sebelum 2013 yaitu sekitar 30%. Begitu juga net margin yang masih jauh dari rata-rata sebelum 2013 yaitu sekitar 20%, tetapi membaik menjadi 14.5% dari 9.5% yoy. Jika kondisi ekonomi terus membaik dan interest rate terus turun maka performa keuangan ADMF akan semakin membaik. Berikut valuasi ADMF menggunakan laporan keuangan per 9M 2016.

Valuasi ADMF
Valuasi ADMF
Related Posts