“Irrational exuberance is unsustainable investor enthusiasm that drives asset prices up to levels that aren’t supported by fundamentals.”
Minggu ini adalah minggu perdagangan terakhir untuk tahun ini. Mari kita lihat saham apa saja yang mencetak return tertinggi untuk tahun ini. Ada 7 saham yang mencetak return lebih dari 500% (+TPIA karena nyaris 500%). WAW! Jika kita membuat portofolio dengan awal Rp 10 juta dengan porsi sesuai market cap tiap saham, maka pada saat ini portofolio kita akan senilai Rp 94 juta, NAIK 850%!!!

Biasanya, kenaikan spektakuler seperti saham-saham diatas dialami oleh saham third liner dengan market cap dibawah Rp 1 Trilyun dan dengan volume transaksi sangat rendah. Sehingga kita sangat susah untuk membeli saham tersebut. Tetapi tidak dengan tahun ini, kedelapan saham diatas semuanya memiliki market cap diatas Rp 1 Trilyun dan volume rata-rata transaksi yang tinggi. Rata-rata kedelapan saham tersebut memiliki volume harian diatas 1 juta lembar perhari. Sebagai perbandingan, volume rata-rata UNVR sekitar 2 juta lembar perhari dan GGRM sekitar 1 juta lembar per hari. Jadi kita sangat mungkin bisa membeli dan menyusun portofolio dengan kedelapan saham tersebut.

Saya sendiri ketika melihat hasil kedelapan saham ini tentu berfikir, andai punya mesin waktu doraemon untuk kembali ke awal tahun :((
Tapi, kenapa artikel ini saya beri judul irrational exuberance? Karena fundamental kedelapan saham ini tidak terlalu mendukung kenaikannya. Dari kedelapan saham tersebut hanya PPRO yang mencatatkan kenaikan revenue yang baik yaitu 55% YTD yoy. Jika dilihat dari net income growth memang kebanyakan cukup bagus, tetapi kenaikan itu hanya terjadi pada tahun ini, bukan kenaikan yang sustain dari tahun-tahun sebelumnya.
Jika melihat PE ratio kedelapan saham ini pada akhir 2015, hanya SMBR dan PPRO yang mungkin bisa dibilang layak beli, INAF dan BRPT sudah terlalu tinggi dan sisanya PE ratio negatif, yang artinya mencatatkan net loss.

Lalu kita lihat PE ratio per kemaren, pada saat ini hanya BRPT yang bisa dibilang layak beli. Jadi, jika kita menganut paham value investing, kita memang tidak mungkin melihat kedelapan saham ini, karena tidak sesuai dengan kriteria kita. Penyesalan itu wajar, tapi saya percaya, kunci keberhasilan adalah konsistensi dan disiplin. (Baca: Kunci Investasi Yang Sukses) Saya juga percaya pasar saham itu sangat irrational, jadi mungkin saja 2017 akan ada saham-saham seperti delapan saham diatas. Mungkin saham-saham komoditas atau saham properti.
